Yohanes 6:60-66 : Yesus menawarkan dagingnya untuk dimakan dan darahnya untuk diminum (56). Untuk seorang Yahudi, minum darah adalah sesuatu yang sangat terlarang karena hidup ada dalam darah.
Tak heran orang banyak bertengkar dan tidak menerima ajaran Yesus yang keras itu (60), bahkan juga murid-murid Yesus sulit menerimanya (61). Namun, jika murid-murid sudah goncang oleh ajaran Yesus, mereka akan lebih sulit lagi menerima ajaran mengenai kenaikan Yesus (62).
Memang ajaran Yesus menimbulkan beragam respons. Ada yang percaya kepada Yesus. Banyak juga yang menolak-Nya. Injil Yohanes mencatat bahwa banyak yang memilih meninggalkan Yesus. Sehingga jelaslah bahwa memercayakan hidup kepada Yesus memerlukan anugerah Allah (65).
Mengikut Yesus bukan sekadar senang kenyang makan roti atau bergelimang mukjizat. Ketika kondisi menjadi sulit, di sinilah kesetiaan kepada Yesus diuji. Yang lebih sulit lagi, Yesus sering tidak berusaha membuat ajarannya menjadi lebih lunak dan mudah dicerna. Kita mungkin juga tak seharusnya menampilkan kehidupan Kristen yang gampangan. Hal itu hanya akan menghasilkan kekecewaan pada orang yang mengejar mukjizat atau perut kenyang.
Fakta bahwa banyak orang menolak Yesus merupakan realitas hidup (66). Memilih kehidupan yang berbeda dari dunia memang menghasilkan berbagai tantangan. Lebih mudah ikut arus ketimbang mengikut Yesus yang sering menuntun pada banyak keputusan sulit. Hidup kristiani yang sejati membutuhkan komitmen dan kesetiaan yang akan teruji pada saat-saat sulit.
Tetap setia mengikut Tuhan ketika menderita memang dapat terasa sangat sulit. Mendekat kepada Yesus dalam kesusahan hidup memang butuh kekuatan dari kasih karunia Tuhan. Justru dalam kesulitanlah, kita sangat membutuhkan Yesus. Marilah kita mohon Allah yang murah hati menyertai dan menguatkan kita ketika jalan yang ditempuh semakin sulit.
Doa: Berikan kami anugerah untuk mendekat kepada-Mu di saat keadaan semakin sulit dan lebih sulit. [IMT]
RRN